Tuesday, March 25, 2014

Berfoto: Antara Mengabadikan Moment dan Kehilangan Moment

Saat ini berfoto sudah menjadi "candu" di masyarakat. Bukan hanya remaja yang gemar berfoto, tetapi dari anak-anak hingga orangtua pun juga sepertinya telah terjerat dengan "candu" yang satu ini. Berfotopun dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun. Hal ini didukung dengan ketersediaan kamera canggih yang terdapat pada HP Smartphone dan kamera digital yang kini dapat dibeli dengan harga terjangkau.
 
Jika dulu berfoto hanya dilakukan pada moment-moment penting saja seperti wisuda, pernikahan, dsb, saat ini berfoto seperti telah menjadi kegiatan rutin untuk mengabadikan moment apa saja. Bahkan kebanyakan orang berfoto dengan alasan yang hampir sama "untuk diupload ke media sosial supaya bisa eksis"... katanya.


Sayapun adalah salah seorang yang gemar berfoto. Saya gemar mengabadikan moment-moment tertentu dengan berfoto. Ketika jalan-jalan ke tempat-tempat tertentu, saya selalu menyempatkan diri untuk berfoto. Saya berpikir bahwa moment-moment itu harus saya abadikan sebagai bentuk kenang-kenangan. Tetapi kemudian tak jarang saya juga merasa seperti kehilangan makna sebenarnya dari moment-moment itu.

Monday, March 24, 2014

Hanya Disini


Di rumah ini hanya ada kami, segelintir manusia yang bisa dihitung dengan beberapa jari tangan saja. Sepi sudah pasti. Namun kami selalu berusaha melewatkan waktu dengan tak mengeluh. Kesepian sudah menjadi teman setia yang kami anggap tidak menyusahkan sedikitpun, karena kami merasa terkadang di dalam kesepian itulah kami menemukan ketenangan.  Ketenangan  yang tidak akan kami temukan di tempat manapun juga di luar sana.
 
Di salah satu sudut rumah ini adalah tempat favoritku, kamar sempit dengan satu jendela saja. Bagiku, tak ada tempat yang lebih nyaman selain kamar ini. Tempat dimana segala imajinasi tercipta, segala beban terhempas, segala kenangan tertata rapi, dan segala impian terangkai. Ketika tubuh terasa penat, hanya di kamar ini aku bisa dengan nyaman melepas lelah. Hanya di kamar ini bisa kutuangkan segala keluh kesahku ke dalam kata-kata. Hanya disini aku bisa menjadi diri sendiri. Hanya di ruangan sempit ini. Satu-satunya tempat dimana aku bisa merasa lapang dan tak berbatas.
 
Kamar sempit ini menyimpan banyak memori di setiap sisinya. Foto-foto berjejer memenuhi dinding kamar. Kumpulan foto itu kian usang di makan waktu, tapi dari situlah kenangan berulang kali muncul memenuhi pikiran dan perasaan. Terkadang membuat pikiran menerawang membawa ruh melintasi ruang waktu kembali ke masa lampau, dan tak jarang berhasil menyunggingkan senyum di bibir ini. Hanya di ruangan sempit inilah segala kenangan terasa tak pernah usang. 

Hanya disini...


Saturday, March 22, 2014

Berkunjung ke Yogyakarta


Ini sebenarnya bukan kunjungan pertama saya ke Jogja. Sebelumnya sudah 2 kali saya ke Jogja dengan tujuan yang sama, nengok suami yang lagi S2 di UGM :)
 
Kunjungan kali ini terasa berbeda karena baru kali ini saya berkesempatan mengunjungi sekaligus mengamati beberapa hal yang ada di Jogja. Salah satu tempat yang saya kunjungi adalah kebun binatang Gembira Loka. Mungkin agak memalukan mengatakan ini, tapi yah seumur hidup saya inilah untuk pertamakalinya saya menginjakkan kaki di kebun binatang. Dulu, setiapkali berencana mengunjungi kebun binatang, selalu saja ada halangan. Senang sekali akhirnya bisa melihat langsung beberapa binatang yang sebelumnya hanya bisa saya lihat di buku atau di televisi. Berbagai jenis burung dipamerkan di sana, juga binatang buas dan unik lainnya seperti harimau, unta, kanguru, gajah, kera, zebra, ular, dll. Tapi di antara semua binatang itu, yang paling membuat saya takjub adalah ketika melihat langsung seekor unta yang biasanya hanya ada di tanah Arab nun jauh disana. Sayangnya kebanyakan binatang di tempat ini kurus dan kurang bersemangat. Tempatnya pun kelihatan jarang dibersihkan.


Selanjutnya, tempat yang saya kunjungi adalah Keraton Yogyakarta. Sebenarnya ini kunjungan saya yang kedua kalinya. Sebelumnya saya pernah datang ke Keraton Jogja tapi hanya sebentar karena waktu itu datangnya telat, pas gerbang utamanya sudah ditutup. Nah, pada kesempatan ini saya datangnya agak pagi dan pada saat weekend, jadinya bisa ketemu abdi dalem dan juga pengunjung lainnya yang kebanyakan bule. 


Friday, March 7, 2014

Pengalaman Pertama Mengajar di Kelas Inspirasi


Kamis, 5 Maret 2014 kemarin adalah salah satu hari yang tidak terlupakan untuk saya karena untuk pertamakalinya saya berkesempatan menjadi relawan pengajar pada program Kelas Inspirasi. Program yang menurutku sangat spektakuler karena mampu mengumpulkan para profesional dari berbagai bidang untuk memberikan motivasi langsung kepada murid-murid SD secara sukarela. Saya bersama dengan relawan pengajar di Tim 4 melaksanakan hari insprasi di SD Inpres Tinggimae, yang letaknya tepat di depan rumah jabatan bupati Gowa.

Tepat pukul 7.30, saya dan beberapa relawan pengajar telah siap berbaris di depan ratusan murid SD. Untuk menumbuhkan semangat pagi itu, kami menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dan meneriakkan yel-yel. Wajah anak-anak terlihat agak kebingungan melihat kami. Mereka seperti menerka-nerka ada apa di sekolah mereka. Setelah itu kami mempersilahkan murid-murid untuk masuk ke kelas karena proses belajar sudah harus dimulai.
Foto: Ahmad Yassar

Saat itu ada 6 relawan pengajar yang bersedia berpartisipasi mensukseskan Hari Inspirasi di SD Inpres Tinggimae. Profesinya pun berbeda-beda. Ada dokter umum, dokter gigi, perawat, pengajar matematika UVRI, personil Damkar, dan saya sendiri yg berprofesi sebagai pengajar bahasa Inggris. Saya sangat senang melihat semangat teman-teman relawan pengajar untuk menginspirasi anak-anak. Bahkan, Pak Misbahuddin, personil Damkar, bersedia membawa alat-alat pemadam kebakaran yang lumayan berat itu. Beliau berkata "Seandainya diizinkan membawa bawa mobil damkar, saya akan dengan senang hati memperlihatkannya kepada anak-anak". Sayangnya hal itu tidak bisa terealisasi karena terhambat izin dari atasannya. Tapi walaupun begitu, anak-anak tetap antusias ingin mencoba menggunakan alat-alat dan baju pemadam kebakaran yang dibawa oleh beliau.

Saya sendiri sebagai pengajar yang terbiasa mengajar mahasiswa awalnya agak kesulitan mempersiapkan bahan pengenalan profesi saya kepada anak-anak SD. Apalagi bahasa yang digunakan pun harus disesuaikan dengan umur mereka. Akhirnya saya putuskan untuk membawa beberapa foto ketika saya kuliah di luar negeri, dua buah toga, dan kertas yg berwarna-warni.  Ketika memasuki kelas saya pun meminta anak-anak menebak profesi saya. Beberapa anak menebaknya dengan tepat, dan saya pun memberikan souvenir kepada yang berhasil menebaknya. Selanjutnya, Saya memperlihatkan beberapa foto yang sudah saya persiapkan. Sebagai pengajar bahasa Inggris, sayapun menjelaskan alasan saya memilih mengajar bahasa Inggris. Bahasa Inggrislah yang mengantarkan saya ke Amerika saat itu. Dan dengan mengajarkan bahasa Inggris saya berharap murid-murid yang saya ajar pun bisa menginjakkan kaki disana, bisa menuntut ilmu di luar negeri tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun, dan pastinya bisa memperkenalkan negeri kita tercinta ini dimata dunia. Tidak ada yang tidak mungkin kalo kita terus menjaga mimpi yang dibarengi dengan usaha yang sungguh-sungguh. 
Foto: Ahmad Yassar
Selain itu, saya juga memperlihatkan toga yang saya bawa. Mereka sangat bersemangat dan antusias berebutan ingin mencoba mengenakan toga itu. Bahkan ada beberapa murid yang mengaku belum pernah sama sekali melihat toga. 

Di beberapa menit terakhir, saya membagikan kertas berwarna dan meminta mereka menggambarkan cita-cita mereka. Kebanyakan dari mereka bercita-cita menjadi dokter, guru, polisi, dan tentara. Tetapi ada juga beberapa murid yang cita-citanya unik seperti ustadz, putri indonesia, pemain film dan astronot. Mereka memilih cita-cita mereka dengan alasan yang berbeda-beda. Ada yang memilih menjadi dokter karena ingin meneruskan cita-cita orangtuanya yang tidak kesampaian, ada yang ingin menjadi pramugari karena ingin keliling dunia, dan ada juga yang bercita-cita menjadi polisi karena menurutnya baju polisi sangat keren.
 
Diakhir hari Inspirasi, kami membagikan kertas yang berbentuk bintang kepada masing-masing murid. Murid dimnta untuk menuliskan cita-cita mereka dan menempelkannya dibanner yang telah kami sediakan. Mereka berlarian, berebutan ingin menempelkan cita-citanya. Semoga semangat anak-anak untuk terus bercita-cita tetap terjaga. Anak-anak inilah yang akan menentukan masa depan bangsa kita. Saya secara pribadi berharap program Kelas Inspirasi ini akan terus berlanjut dan semakin meluas juga ke daerah-daerah terpencil. 

Kelas Inspirasi "Bangun Mimpi Anak Indonesia" 

Saturday, March 1, 2014

Briefing Kelas Inspirasi Gowa - Takalar 2014


Sabtu, 1 Maret 2014, adalah waktu yang dijadwalkan untuk briefing relawan pengajar, fotografer dan videografer Kelas Inspirasi Gowa dan Takalar. Hari ini benar-benar menjadi hari yang berkesan untuk saya karena bisa turut serta membantu dan juga bisa berkenalan dengan mereka yang peduli dengan masa depan bangsa ini.



Sekitar jam 7 pagi saya start dari rumah, menuju ke beberapa tempat untuk menjemput teman-teman panitia yang lain. Walau lelah karena malam sebelumnya kami begadang untuk mempersiapkan bahan-bahan briefing, semangat kami tak padam untuk mensukseskan acara hari itu. Lengkap dengan seragam kaos orange, kami bergegas menuju ke SDN Limbung Putri, tempat briefing dlaksanakan.

Setibanya di Limbung, beberapa dari kami mempersiapkan meja registrasi dan yang lainnya ikut membantu mengurus ruangan yang akan digunakan untuk briefing. Satu persatu relawan pengajar, fotografer, videografer, serta perwakilan sekolah pun berdatangan memenuhi meja registrasi dan photobooth. Kami begitu senang melihat banyaknya relawan yang bersedia datang pada acara briefing hari ini.

Tepat pukul 9 pagi, acara pun dimulai dengan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Saat itu ada perasaan haru sekaligus senang yang saya rasakan. Terharu sekaligus senang karena bisa menyanyikan lagu kebangsaan itu bersama mereka yang benar-benar peduli dengan masa depan bangsa ini. Selanjutnya ada pemutaran beberapa video Kelas Inspirasi tahun sebelumnya. Terlihat semangat para relawan menggebu ketika menyaksikan video anak-anak yang riang dan dengan polosnya membeberkan cita-cita mereka.

Acara briefing ini sebenarnya dimaksudkan untuk memberi gambaran dan penjelasan lebih mendalam mengenai kegiatan yang akan dilakukan di hari inspirasi. Para relawan pun dibagi kedalam beberapa tim beserta dengan fasilitator dan penempatan sekolahnya. Saya sendiri didaulat menjadi fasilitator sekaligus pengajar untuk tim 4 yang akan melakukan hari Inspirasi di SDI Tinggimae Gowa. Betul-betul suatu kehormatan bisa diberi kesempatan berperan dalam kegiatan yang inspiratif ini.


Tim 4 KI Gowa 2014
Acara diakhiri dengan diskusi kelompok. Kami duduk bersama dengan teman-teman satu tim untuk membahas hal-hal detail yang akan kami lakukan pada hari Inspirasi nanti. Saya sangat senang mendapatkan teman-teman satu tim yang begitu semangat untuk mensukseskan hari Inspirasi nanti. Semoga hari Inspirasi 5 Maret 2014 nanti bisa berjalan lancar dan sukses. Kami betul-betul berharap kegiatan ini bisa menginspirasi anak-anak bangsa untuk terus melanjutkan sekolah dan mengejar cita-cita mereka. Bukan hanya untuk diri dan keluarga mereka, tapi juga demi masa depan bangsa ini.

Salam Inspirasi!