Sunday, January 19, 2014

Jejak yang tertinggal


Aku melangkah dijalan setapak itu. Jalan yang dulu selalu dilalui olehnya dimasa kecilnya dulu. Kupelankan langkahku sambil merenung, mencoba membayangkan apa yang kira-kira terjadi diatas tanah itu puluhan tahun yang lalu. Ya...tepat ditempatku berdiri, mungkin disitulah tempatnya bermain gundu bersama teman-teman kecilnya dulu. Pandanganku lurus memandang kearah masjid yang berada tepat didepanku. Ya...disanalah ia sering shalat dan belajar menghafalkan Al-Quran.

Lorong itu begitu sempit. Mungkin sesempit kenangan yang bisa kubayangkan tentangnya ditanah itu.Tanah yang tak asing tapi tak pernah bisa kusentuh ceritanya. Tanah yang membisu yang menyimpan jejak-jejak hidup seorang anak manusia

Tiba-tiba lamunanku buyar oleh teriakan anak-anak yang berlarian dihadapanku. Mereka begitu riang menikmati masa kecil yang akan mereka rindukan ketika dewasa nanti. Kutatap tanah itu, tanah yang mereka pijak, tanah yang sama yang akan menyimpan jejak masa kecil mereka.Tanah yang menjadi saksi bisu atas hidup mereka.

Langkahku terhenti didepan sebuah rumah kecil yang kini terlihat hampa dan tak terurus. Seorang perempuan tua membuka pintu sambil tersenyum, menyuruhku untuk masuk. Tak ada yang berubah dari rumah itu, yang berubah adalah nenek yang semakin menua. Kunikmati secangkir teh yang disajikannya sambil sesekali bercerita tentang dia yang selalu kami rindukan. Ada airmata yang tertahan dibalik tutur katanya yang melemah.

Kupandangi seluruh ruangan itu dengan hati tak menentu. Foto-foto terpajang rapi didinding lusuh ruangan itu. Mataku tertuju pada satu foto yang menghadirkan kembali memori tentangnya. Ia terlihat gagah dan ceria dengan senyumnya yg mengembang. Dan sekali lagi, hati ini seperti ingin berteriak memanggilnya berharap sosoknya bisa kembali hadir menemani kami diruangan itu.

Sambil menatap seluruh sudut ruangan, aku cemburu.
aku cemburu pada tanah dan dinding itu yang menyimpan banyak cerita tentangnya yang tak kuketahui. Seandainya bisa, ingin rasanya aku mengajak mereka berkisah tentangnya, tentang ayah yang selalu kurindukan.

No comments:

Post a Comment