Friday, March 7, 2014

Pengalaman Pertama Mengajar di Kelas Inspirasi


Kamis, 5 Maret 2014 kemarin adalah salah satu hari yang tidak terlupakan untuk saya karena untuk pertamakalinya saya berkesempatan menjadi relawan pengajar pada program Kelas Inspirasi. Program yang menurutku sangat spektakuler karena mampu mengumpulkan para profesional dari berbagai bidang untuk memberikan motivasi langsung kepada murid-murid SD secara sukarela. Saya bersama dengan relawan pengajar di Tim 4 melaksanakan hari insprasi di SD Inpres Tinggimae, yang letaknya tepat di depan rumah jabatan bupati Gowa.

Tepat pukul 7.30, saya dan beberapa relawan pengajar telah siap berbaris di depan ratusan murid SD. Untuk menumbuhkan semangat pagi itu, kami menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dan meneriakkan yel-yel. Wajah anak-anak terlihat agak kebingungan melihat kami. Mereka seperti menerka-nerka ada apa di sekolah mereka. Setelah itu kami mempersilahkan murid-murid untuk masuk ke kelas karena proses belajar sudah harus dimulai.
Foto: Ahmad Yassar

Saat itu ada 6 relawan pengajar yang bersedia berpartisipasi mensukseskan Hari Inspirasi di SD Inpres Tinggimae. Profesinya pun berbeda-beda. Ada dokter umum, dokter gigi, perawat, pengajar matematika UVRI, personil Damkar, dan saya sendiri yg berprofesi sebagai pengajar bahasa Inggris. Saya sangat senang melihat semangat teman-teman relawan pengajar untuk menginspirasi anak-anak. Bahkan, Pak Misbahuddin, personil Damkar, bersedia membawa alat-alat pemadam kebakaran yang lumayan berat itu. Beliau berkata "Seandainya diizinkan membawa bawa mobil damkar, saya akan dengan senang hati memperlihatkannya kepada anak-anak". Sayangnya hal itu tidak bisa terealisasi karena terhambat izin dari atasannya. Tapi walaupun begitu, anak-anak tetap antusias ingin mencoba menggunakan alat-alat dan baju pemadam kebakaran yang dibawa oleh beliau.

Saya sendiri sebagai pengajar yang terbiasa mengajar mahasiswa awalnya agak kesulitan mempersiapkan bahan pengenalan profesi saya kepada anak-anak SD. Apalagi bahasa yang digunakan pun harus disesuaikan dengan umur mereka. Akhirnya saya putuskan untuk membawa beberapa foto ketika saya kuliah di luar negeri, dua buah toga, dan kertas yg berwarna-warni.  Ketika memasuki kelas saya pun meminta anak-anak menebak profesi saya. Beberapa anak menebaknya dengan tepat, dan saya pun memberikan souvenir kepada yang berhasil menebaknya. Selanjutnya, Saya memperlihatkan beberapa foto yang sudah saya persiapkan. Sebagai pengajar bahasa Inggris, sayapun menjelaskan alasan saya memilih mengajar bahasa Inggris. Bahasa Inggrislah yang mengantarkan saya ke Amerika saat itu. Dan dengan mengajarkan bahasa Inggris saya berharap murid-murid yang saya ajar pun bisa menginjakkan kaki disana, bisa menuntut ilmu di luar negeri tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun, dan pastinya bisa memperkenalkan negeri kita tercinta ini dimata dunia. Tidak ada yang tidak mungkin kalo kita terus menjaga mimpi yang dibarengi dengan usaha yang sungguh-sungguh. 
Foto: Ahmad Yassar
Selain itu, saya juga memperlihatkan toga yang saya bawa. Mereka sangat bersemangat dan antusias berebutan ingin mencoba mengenakan toga itu. Bahkan ada beberapa murid yang mengaku belum pernah sama sekali melihat toga. 

Di beberapa menit terakhir, saya membagikan kertas berwarna dan meminta mereka menggambarkan cita-cita mereka. Kebanyakan dari mereka bercita-cita menjadi dokter, guru, polisi, dan tentara. Tetapi ada juga beberapa murid yang cita-citanya unik seperti ustadz, putri indonesia, pemain film dan astronot. Mereka memilih cita-cita mereka dengan alasan yang berbeda-beda. Ada yang memilih menjadi dokter karena ingin meneruskan cita-cita orangtuanya yang tidak kesampaian, ada yang ingin menjadi pramugari karena ingin keliling dunia, dan ada juga yang bercita-cita menjadi polisi karena menurutnya baju polisi sangat keren.
 
Diakhir hari Inspirasi, kami membagikan kertas yang berbentuk bintang kepada masing-masing murid. Murid dimnta untuk menuliskan cita-cita mereka dan menempelkannya dibanner yang telah kami sediakan. Mereka berlarian, berebutan ingin menempelkan cita-citanya. Semoga semangat anak-anak untuk terus bercita-cita tetap terjaga. Anak-anak inilah yang akan menentukan masa depan bangsa kita. Saya secara pribadi berharap program Kelas Inspirasi ini akan terus berlanjut dan semakin meluas juga ke daerah-daerah terpencil. 

Kelas Inspirasi "Bangun Mimpi Anak Indonesia" 

No comments:

Post a Comment