Tuesday, March 25, 2014

Berfoto: Antara Mengabadikan Moment dan Kehilangan Moment

Saat ini berfoto sudah menjadi "candu" di masyarakat. Bukan hanya remaja yang gemar berfoto, tetapi dari anak-anak hingga orangtua pun juga sepertinya telah terjerat dengan "candu" yang satu ini. Berfotopun dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun. Hal ini didukung dengan ketersediaan kamera canggih yang terdapat pada HP Smartphone dan kamera digital yang kini dapat dibeli dengan harga terjangkau.
 
Jika dulu berfoto hanya dilakukan pada moment-moment penting saja seperti wisuda, pernikahan, dsb, saat ini berfoto seperti telah menjadi kegiatan rutin untuk mengabadikan moment apa saja. Bahkan kebanyakan orang berfoto dengan alasan yang hampir sama "untuk diupload ke media sosial supaya bisa eksis"... katanya.


Sayapun adalah salah seorang yang gemar berfoto. Saya gemar mengabadikan moment-moment tertentu dengan berfoto. Ketika jalan-jalan ke tempat-tempat tertentu, saya selalu menyempatkan diri untuk berfoto. Saya berpikir bahwa moment-moment itu harus saya abadikan sebagai bentuk kenang-kenangan. Tetapi kemudian tak jarang saya juga merasa seperti kehilangan makna sebenarnya dari moment-moment itu.

Pernah satu waktu, saya dan teman-teman berkunjung ke sebuah museum. Seorang guide menjelaskan dengan detil tentang setiap barang bersejarah yang dipamerkan di museum tersebut. Pada saat yang sama, saya dan beberapa teman malah sibuk mengambil gambar dan berfoto dengan barang-barang antik yang dipajang disana. Sialnya, seperti candu, berfoto seperti tidak cukup jika hanya dilakukan 1 kali saja. Kami seperti ingin terus berfoto dan mengabadikan moment di tempat tersebut. Akibatnya, kami menjadi tidak fokus mendengarkan penjelasan guide tersebut, dan moment untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah pun hilang begitu saja. 
 
Pada kesempatan lain, hal yang sama juga terjadi ketika saya dan beberapa teman menghadiri sebuah konferensi. Saat itu materi yang disajikan lumayan banyak, dan dibawakan oleh pembicara yang hebat-hebat. Tapi, saya dan teman-teman sepertinya malah menjadikan kegiatan itu sebagai ajang kumpul-kumpul yang sangat jarang kami dapatkan. Setiap ada kesempatan, kami pasti berfoto dan tidak begitu memperhatikan apa yang disampaikan oleh pemateri. Walaupun sesekali kami mencoba menatap si pembicara, tetap saja yang ada dipikiran kami adalah mengabadikan moment kebersamaan kami. Akibatnya, moment untuk mendapatkan pengetahuan baru pun berlalu begitu saja.
 
Memang terkadang hal ini seperti dilema. Mengabadikan moment dengan berfoto dirasa penting sebagai bentuk dokumentasi yang akan memperlihatkan bahwa kita pernah berada di suatu tempat dengan orang-orang tertentu. Tapi disisi lain, kebiasaan ini juga dirasa kurang baik, ketika moment yang diabadikan malah kehilangan esensinya dan berlalu begitu saja. Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan cara berfoto dengan porsi yang sesuai dan tidak berlebihan. Jangan sampai moment yang seharusnya memberikan makna dan pelajaran penting, malah hilang begitu saja karena kita sibuk mengabadikan moment tersebut.


Semoga bisa menjadi renungan.

No comments:

Post a Comment